Culture Magazine

Suicide Squad (2016): Semoga Bukan Suicide Mission Untuk DCEU

By Paskalis Damar @sinekdoks
Suicide Squad (2016): Semoga bukan suicide mission untuk DCEU

Review Suicide Squad: Anggap saja DC dan Warner Bros salah mengartikan warisan Nolan lewat trilogy The Dark Knight yaitu atmosfernya yang gelap dan muram (meskipun pendekatannya lebih grounded ke realitas); DC Extended Universe mungkin masih punya secerca harapan lewat Suicide Squad. Tapi, sayang, bukan itu ceritanya.

Sangat ingin rasanya menyukai Suicide Squad sepenuhnya. Dalam dunia penuh film superhero saat ini, ide yang dihadirkan DC sangat segar dan berbeda dari produk studio manapun: Mengumpulkan para penjahat DC untuk mengerjakan tugas yang seharusnya dilakukan jagoan macam Batman atau Superman. Terlebih, sutradara David Ayer menghadirkan kembali atmosfer gelap - kambing hitamnya BvS - dengan twist yang kuat.

Dunia penuh humor urakan yang nyaris mendobrak rating PG-13 dibalut visual yang kontras serta anarkisme yang totalitas seharusnya bisa menjadi jawaban Ayer untuk humor Marvel yang lebih lite. Dunia yang dihadirkan Ayer bagaikan hibrida nihilism a la , keunikan Guardians of the Galaxy serta olok-olokan untuk (atau bahkan Justice League?). Kedengarannya memang sangar, menantang, dan "jahat"... tapi cuma di awalnya. Cuma di permukaan.

Read Suicide Squad review in English!

Ayer memberi skuad-nya perkenalan yang stand out, dan menghadirkan set-up yang menjanjikan di sepertiga awal film. Ternyata, skuad ini dibentuk sebagai wujud concern Amanda Waller (Viola Davis) dengan pertahanan dunia pasca BvS (I mean, pasca kita tahu nasib Superman di film itu). Dengan kecerdasan (or kelicikan?), Waller memanfaatkan para villain yang sudah tertangkap: mantan pembunuh bayaran, Deadshot (Will Smith); mantan psikiater yang jadi pyscho, Harley Quinn (Margot Robbie); perampok bank, Captain Boomerang (Jai Courtney); pengendali api, El Diablo (Jay Hernandez); manusia setengah buaya, Killer Croc (Adewale Akinnuoye-Agbeje); serta arkeolog kesurupan penyihir, June Moon/Enchantress (Cara Delevingne); dengan dipimpin ahli militer Rick Flag (Joel Kinnaman) untuk sebuah misi black ops. Mungkin ini bagian terbaik Suicide Squad, karena setelah ini, semuanya menjadi berantakan.

Coba ingat, Batman v Superman yang "Cuma" menghadirkan dua superhero paling terkenal saja (plus satu tambahan last minute), plotnya convoluted. Suicide Squad yang menghadirkan banyak figur sentral dengan latar belakang yang relatif samar (bagi yang bukan fans DC), tentu Cuma punya 2 opsi: akan jadi se-convoluted BvS atau akan dipenuhi plot hole karena isu latar belakang karakter? Ayer mengambil opsi yang pertama, meskipun ia menghandle-nya dengan lebih baik daripada Snyder.

Basically, Suicide Squad cukup menyenangkan jika tak terlalu convoluted dan dibebani penceritaan yang uneven, kurangnya kedalaman cerita, serta isu motivasi karakter. Pasca memakai plot hole sebagai trigger konflik utama filmnya, Ayer tenggelam di dasar samudera karakter. Banyak storyline yang tumpah ruah begitu saja tanpa koneksi yang proper - dari motivasi Flag untuk menyelamatkan Moone; usaha Deadshot untuk kembali bersatu dengan putrinya; cinta subversive Joker dan Harley Quinn; atau El Diablo yang menahan diri. Terlebih, beberapa karakter tak benar-benar "dikunjungi", sebut saja Katana, Slipknot dan Killer Croc; sementara lebih banyak lagi pemborosan talenta, sebut saja Captain Boomerang dan Amanda Waller. Ayer tak mampu menghubungkan simpul-simpul tersebut dalam sebuah plot yang holistic dan smooth. Terlalu banyak hal yang ingin diceritakan tanpa fokus; sama persis dengan review ini.

Read Suicide Squad review in English!

Ingat ketika Boomerang menyindir Harley, "Outside, you're amazing. Inside, you're ugly"? Dialog itu sebenarnya self-assessment yang paling pas untuk film ini. Semua visual uniknya yang penuh warna neon dipadukan dengan kegelapan yang edgy; semua disain artistiknya, mulai dari kostum sampai production design-nya; serta deretan A-listernya menjadi "outside"-nya. Sementara bagian "inside"-nya penuh plot yang cukup berantakan, dipenuhi adegan aksi yang tanggung serta lelucon-lelucon kasar. Seolah ketegangan dan peperangan moralitas yang biasa muncul di film Ayer (seperti dan End of Watch) sama sekali tak muncul.

Tapi semua ada hikmahnya. Meskipun Suicide Squad convoluted, setidaknya film ini lebih tahu caranya bersenang-senang di banding saudara tuanya di DCEU. Bukan dengan deretan aksi gila-gilaan, namun dengan kegilaan dan kesembronoan karakternya; lewat itulah, skuad ini mencuri perhatian. Dalam hal ini, Harley Quinn jadi yang terdepan - sedari awal dia muncul, dia sudah menggila. Di sisi lain, Deadshot dan El Diablo punya pendekatan yang berbeda dari Harley, tapi mirip satu sama lain - dengan background story yang kelam dan sama-sama punya waktu beraksi yang badass. Bahkan, di titik tertentu, Deadshot seolah diproyeksikan jadi tokoh utama (dengan arc yang mirip -nya Marvel). Paling favorit tentu saha Joker-nya Jared Leto meskipun screen time-nya yang singkat. Dengan role yang spesifik, Joker telah menunaikan tugasnya dengan sakit - sebagai katalis/distraktornya Harley Quinn. Mungkin penampilan Leto tak sekuat Ledger atau Nicholson (karenan memang dia bukan menjadi main villain), tapi Joker yang manipulatif dan penuh cinta yang subversif itu kejadian langka sekali.

Selain menampilkan tokoh-tokoh yang harusnya likable, Suicide Squad juga menghadirkan soundtrack yang luar biasa. Seolah soundtracknya diambil langsung dari mesin waktu. Itu hal yang positif... sampai kau sadar lagunya terus berganti setiap beberapa menit sekali.

Intinya, Suicide Squad sebenarnya punya build up yang menjanjikan, ditunjang dengan art direction dan soundtrack yang seru untuk 'menghidupkan' karakter-karakternya yang admirable. Namun, ketika plot hole yang bertebaran ditambah penceritaan yang tak imbang, kurangnya kedalaman cerita serta isu motivasi karakter, plus plot yang tak fokus menenggelamkannya pelan-pelan.

Semoga Suicide Squad tak se-meta ini. Semoga ia bukan suicide mission untuk DCEU.

Suicide Squad (2016)

Suicide Squad (2016): Semoga bukan suicide mission untuk DCEU
Suicide Squad (2016): Semoga bukan suicide mission untuk DCEU

Action, Comedy, Adventure Written & Directed by:

Review Suicide Squad ini disponsori oleh Book My Show Indonesia.


Back to Featured Articles on Logo Paperblog