Destinations Magazine

Why Bristol?

By Ninstravelog @ninstravelog
Why Bristol?

"Kenapa Bristol?" - pertanyaan yang di lontarkan secara lugu oleh seorang teman lama yang kebetulan berkunjung ke UK. Pertanyaan yang seharusnya dipertanyakan sebelum saya pindah ke Bristol, empat tahun yang lalu, atau bahkan lebih lama dari itu. Pertanyaan yang harusnya sudah saya pertanyakan ketika kami memutuskan untuk pensiun dan pindah ke UK; artinya mungkin 5 atau 6 tahun yang lalu....

"Why Bristol...???"

Untuk kebanyakan teman-teman di Indonesia, tidak begitu penting dimana lokasi Bristol, karena negara Inggris identik dengan London

Dan sayapun tidak dapat menjawab langsung, mengapa kami memilih Bristol, padahal ketika kami baru saja pindah ke UK, pernah ada pertanyaan sebaiknya kami tinggal dimana? hanya saja pertanyaan itu lebih luas lagi: "Living in the City or in the Country?" Pada saat kami memutuskan untuk tinggal di Kota, bukan pertanyaan lagi mengapa kami memilih Bristol. Untuk kebanyakan teman-teman di Indonesia, tidak begitu penting dimana lokasi Bristol atau bahkan apa itu Bristol, karena bagi mereka dimanapun saya tinggal, tidak begitu jadi masalah, karena saya tetap ada di negara Inggris, yang hampir identik dengan London (ceritanya dibaca disini).

Sebagai gadis kota, yang mana saya dibesarkan di Jakarta yang nota bene adalah Kota Metropolitan, saya sangat terbiasa dengan kehidupan kota besar, yang sibuk dan berputar dengan cepat; tinggal di Jakarta, waktu serasa berputar dengan cepat, dan saya sangat menikmati gaya hidup cepat seperti ini. Pindah ke Bristol seharusnya agak mengecewakan, tapi ternyata ada banyak faktor yang membuat saya berubah pendapat dari seorang perempuan metropolitan menjadi seorang Nina yang menikmati hidup ini dan menghargai segala hal yang berada disekitar saya secara perlahan dan detail.

Faktor pertama tentunya adalah kenyataan bahwa dari Jakarta, saya tidak langsung pindah ke Bristol; tapi saya "transit" di Doha (Qatar) selama total 9 tahun dan Manama (ibukota Bahrain) selama satu tahun, bekerja sebagai Expat. Saya pikir itu jangka waktu yang cukup lama untuk merubah gaya hidup dan pola berpikir seseorang. Saya belajar dan mengerti bahwa hidup di kota dengan populasi dibawah satu juta penduduk ternyata lebih nyaman dibandingkan dengan hidup di kota yang sangat sibuk dan harus bersaing dengan lebih dari 10 juta orang lain untuk mendapatkan tempat tinggal dan udara segar di Jakarta.

Faktor kedua adalah saya menikah. Artinya segala keputusan hidup, diputuskan berdua, bukan cuma saya sendiri yang menentukan, kita berdua sepakat untuk membangun hidup baru di UK, dan saya pasrah saja dimanapun itu di UK, selama saya bisa berfungsi seperti layaknya saya di Jakarta atau di Doha. Artinya, agak sulit bagi saya untuk beroperasi apabila kami tinggal di desa, dan terlalu jauh dari tempat hiburan atau yang lebih penting adalah terlalu jauh dari rumah sakit, yang tidak mudah dicapai apabila kami tinggal di desa atau tempat yang terpencil.

Lalu mengapa bukan London?

Keith, sebenarnya berasal dari Guildford, kota kecil (bukan kota metropolitan) di selatan London, yang cuma berjarak kira-kira satu jam dari London. Bisa dibayangkan, posisinya mirip seperti Bogor terhadap Jakarta, dimana banyak penduduk Guildford yang melakukan perjalanan komuter ke London, dan tidak terkecuali dengan Keith. Dengan pengalaman tersebut, tinggal di London bukan pengalaman yang menyenangkan untuk dia. Kami pernah mencari tempat tinggal dekat Guilford, tapi semua adalah kota kecil, bahkan lebih kecil dari Guildford.

Ada banyak kota lain di luar London yang tidak kalah menariknya...

Hal lainnya adalah tentunya masalah harga properti. Seperti kita tau semua, bahwa harga properti ditentukan oleh 3 hal: lokasi, lokasi dan lokasi.... dan itu tidak terkecuali harga properti di Inggris. Artinya dengan harga yang sama ada banyak tempat lain di luar kota London yang tidak kalah nyamannya dan tidak kalah menariknya. Disamping itu kami tidak butuh lagi kehidupan yang "razmataz" - hiruk pikuk seperti London, atau Jakarta yang penuh dengan kemacetan lalu-lintas, semua orang terlalu sibuk dengan diri sendiri. Sekarang saatnya memetik hasil kerja keras kami.

Hidup di London terlalu mahal dan itu "out of our league", diluar jangkauan kemampuan ekonomi kami, jadi harus ada opsi lain selain London. Ada banyak kota lain di luar London yang lebih terjangkau secara ekonomi.

Kami memilih Bristol karena:

Setelah hampir 4 tahun tinggal di Bristol, dan membaca banyak analisa tulisan tentang Bristol yang menyatakan bahwa Bristol selalu termasuk dalam 10 terbaik di UK seperti ditulis oleh:

  1. Management Today - majalah busines terkemuka di Inggris, bahwa Bristol kota No. 2 terbaik di UK untuk tahun 2019
  2. The Independent - Harian terkemuka di Inggris menyatakan bahwa Bristol adalah kota terbaik No. 3 tahun 2018 setelah Edinburgh dan London.
  3. BBC mengatakan bahwa Bristol adalah kota terbaik di UK untuk tahun 2017, mengalahkan London sekalipun.
  4. The Guardian mengatakan memasukkan Bristol sebagai salah satu dari kota terbaiknya untuk tinggal dan bekerja di UK di tahun 2016

Tapi dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang saya sebutkan diatas, saya setuju dengan Keith bahwa sebenarnya Bristol adalah kota terbaik untuk kami, dan alasan kami adalah:

  1. Akses dengan bandara International Heathrow penting untuk saya, karena saya kan masih akan secara rutin pulang ke Indonesia, menengok keluarga yang ditinggal, disamping banyak dengan siapa saya bisa melangsungkan reuni.... seumur saya, reuni itu penting! Jarak dengan Bandara Heathrow bisa dicapai dalam waktu kurang dari 2 jam saja. Sebenarnya ini alasan utama, karena kota besar yg lain seperti Birmingham, Manchester dll, terlalu jauh dari Heathrow.
  2. Saya tetap "gadis kota" yang mencintai kota besar, dan Bristol adalah kota terbesar di kawasan Barat Daya pulau Britania Raya, dan dengan M4 (jalan utama yang menghubungkan antar kota di pulau Britania Raya), Bristol adalah kota terbesar paling dekat di Barat London. Lebih dekat dari kota-kota yang saya sebutkan diatas,
  3. Orang Inggris sangat sensitif dengan istilah City dan Town, yang apa bila di terjemahkan dalam bahasa Indonesia, keduanya punya arti yg sama, yaitu KOTA. Bedanya yang satu lebih besar dan memiliki katedral, Town lebih kecil dari City, dan tidak mempunyai Katedral. Tinggal di City artinya juga menawarkan "culture & entertainment" - budaya dan hiburan yang sangat beragam. Bristol menawarkan semua yang diatas itu lebih banyak dari pada kota-kota lain di selatan Inggris, beberapa waktu yang lalu malah Rod Stewart menggelar concertnya di dekat tempat tinggal kami. Belum lagi kami juga menyukai untuk datang ke pertunjukan drama atau kabaret dan masih banyak pertunjukan kesenian international yang lainnya
  4. Pusat budaya untuk kawasa Inggris Barat. Artinya sebagai seorang yang menikmati hiburan film, Bristol memiliki lebih dari 5 lokasi cineplex, bahkan beberapa adalah dalam jangkauan jalan kaki satu sama lain, jadi saya tidak usah pergi ke London untuk nonton film block buster yang terakhir.
  5. Apabila London memiliki West End, tempat berlangsungnya banyak kegiatan kebudayaan, seperti pentas drama, musical dan konsert musik klasik, Bristol mungkin tidak bisa menyaingi London, tapi bukan berarti artis/aktor terkenal tidak mampir di Bristol untuk tampil. Bristol Old Vic adalah teater tertua di dunia ateater yang berbahasa Inggris yang beroperasi tanpa berhenti sejak pertama kali di bangun tahun 1766.
  6. Tempat perbelanjaan tentunya bukan pertanyaan, karena pada jaman sekarang, pusat perbelanjaan ada dimana-mana dan toko-toko yang menjualnya pun hampir sama semua. Tapi Crib Causeway adalah pusat perbelanjaan terbesar di Barat pulau Britania, dan cuma 20 menit naik mobil dari pusat kota Bristol.
  7. London, di kenal memiliki banyak museum, demikian juga Bristol yang memiliki banyak museum dan perpustakaan, beberapa universitas. Saya pemerhati dan peminat segala sesuatu yang berhubungan dengan senirupa, dan Bristol pun memiliki semua fasilitas itu. Kecuali Tim sepakbola berkelas Premier League, rasanya Bristol memiliki semua yang dimiliki oleh London.... itu apabila standard anda adalah kota metropolitan sekelas London.

Jadi anggaplah kami tinggal di Bristol terhadap London mirip seperti kami tinggal di Bandung terhadap Jakarta.

Catatan:

Tulisan ini dibuat sebagai jawaban mengapa saya akhirnya bahagia tinggal di Bristol dan mengapa Bristol layak untuk di kunjungi oleh turis Indonesia, bukan cuma London....


Back to Featured Articles on Logo Paperblog

Magazines