Culture Magazine

Hail, Caesar! (2016) – Review

By Paskalis Damar @sinekdoks
Hail, Caesar! (2016) – Review

Review: Parade komedi cerdas Coen Brothers, Hail, Caesar! memang tak nampak menggiurkan awalnya. Tapi, bertahanlah sedikit lebih lama jika tak ingin melewatkan tur Golden Era Hollywood dalam karya paling menyenangkan mata dan nerve-mu dari dua bersaudara ini.

Seolah plot-nya memang berkutat pada 27 jam pekerjaan seorang Eddie Mannix (Josh Brolin), "fixer" untuk Capitol Pictures-yang juga muncul di Barton Fink. Pekerjaan utama 'makelar produksi' ini adalah menjaga reputasi para bintang Hollywood sekaligus memastikan produksi film berjalan lancar.

Di tengah usahanya menyembunyikan kehamilan tak terduga Hollywood darling, DeeAnna Moran (Scarlett Johansson), Eddie masih harus menemukan Baird Whitlock (George Clooney) yang diculik dari set mega-kolossal 'Hail, Caesar! A Tale of Christ' yang tengah dikejar deadline. Pada saat yang bersamaan dia harus menengahi invisible conflict antara aktor muda, Hobie Doyle (Alden Ehrenreich) dengan sutradara Laurence Laurentz (Ralph Fiennes); sekaligus, feeding dua jurnalis bersaudari, Thora dan Thessaly (Tilda Swinton), dengan gossip a la tabloid showbiz.

Cukup banyak cabang cerita dan karakter pendukung yang ditampilkan dalam Hail, Caesar!. Kesan awalnya memang seperti over-stuffed dan tak berkaitan, tapi semua itu disarikan dari kisah sehari-hari Hollywood pada dekade 50-an-penuh produksi kolosal a la Ben Hur atau Spartacus; diwarnai paranoia Red Scare dan referensi tentang Hollywood Ten; bahkan imagery-imagery relijius yang subtle tapi mencolok.

Sebagai sebuah kisah yang bertutur, Hail, Caesar! memang terkesan dipenuhi banyak gimmick, dan sering melebar dari story-line aslinya yang sebenarnya hanya whodunit sederhana. Beberapa tempelan tampak seperti topping ekstra saja-seperti scene Channing Tatum yang seketika langsung mencuri perhatian. Namun, di sanalah letak kecerdasan script Coen Brothers dipamerkan.

Hail, Caesar! bagaikan sebuah majas sinekdoks pars pro toto-suatu bagian menggambarkan satu entitas penuh. Rangkaian kejadian selama 27 jam hilangnya Baird Whitlock cukup untuk menampilkan situasi industri Hollywood pada masa itu lengkap dengan berbagai faktor yang melandasinya.

Ethan dan Joel merangkum kuliah retro-Hollywood singkatnya dengan humor-mulai dari yang absurd, yang datar, sampai wordsplay yang cerdas-yang tepat sasaran. Polanya memang sulit untuk langsung dirunut, namun bagi yang sudah terbiasa dengan komedi-komedi bitter Coen Brothers, Hail, Caesar! Mungkin cukup mudah diikuti.

Dalam konstelasinya bersama film-film Coen Brothers lainnya, Hail, Caesar! memang tampil lebih menyenangkan dibandingkan Burn After Reading atau O Brother, Where Art Thou?; lebih luas dibandingkan Barton Fink maupun A Serious Man; walaupun belum sampai di tingkat kedalaman masterpiece mereka (baca: Fargo, No Country for Old Men, dan Inside Llewyn Davis).

Hail, Caesar! mungkin bukan film terbaik Coen Brothers, tapi jelas ini adalah film Coen Brothers paling Coen Brothers. Sebuah surat cinta pada industri perfilman Hollywood dekade 50-an yang mereka tumpahkan dalam soal cerita yang komprehensif.

Hail, Caesar! (2016)

Hail, Caesar! (2016) – Review
Hail, Caesar! (2016) – Review

Comedy, Mystery Written & Directed by: , Joel Coen Starred by: Josh Brolin , George Clooney , Alden Ehrenreich, Scarlett Johansson, Tilda Swinton, Channing Tatum, Jonah Hill, Frances McDormand, Ralph Fiennes Runtime: 106 mins Rated PG-13


Back to Featured Articles on Logo Paperblog