Beberapa bulan terakhir ini saya terlibat dalam pembuatan video teaser untuk webinar. Terus terang ini merupakan kehormatan, mengingat saya bukan seorang vidoegrapher; saya lebih sebagai seorang photographer atau lebih tepatnya seorang dengan hobi photography dan sekali-kali menghasilkan foto yang tidak terlalu jelek, seperti yang terkumpul di blog ini.
Yang menjadi masalah dalam membuat video kali ini adalah: jaman pandemik; dengan lockdown seperti ini, tentunya tidak mudah untuk membuat video yang melibatkan orang lain, yaitu para aktor yang harus berakting didepan kamera saya. Jadilah tugas saya adalah editornya, yang menjahit hasil video orang lain. bagian yang tidak pernah terlihat divideo itu sendiri.
Video yang dihasilkan cuma video " teaser " untuk sebuah webinar, yang berdurasi antar 1 menit sampai maksimum 4 menit. Nantinya akan di unggah di Youtube, artinya ada beberapa standar yang harus di ikuti, dan tidak cuma standard Youtube, tapi juga dasar-dasar membuat video:
Membuat video ternyata sangat berbeda dengan membuat foto, walaupun itu sama-sama menggunakan kamera telepon genggam.
Tips membuat video mandiri
1. Orientasi Landscape
Standard youtube layer Youtube yang diminta idealnya adalah panting berbanding tingginya adalah 16:9, tapi itu mungkin terlalu teknis, intinya gambar yang dihasilkan harus berorientasi landscape, dan ini tidak bisa ditawar.
2. Pencahayaan
Kamera HP memiliki sensor Masalah pencahayaan sering kali terlupakan, tapi film/video yang dihasilkan akan menjadi lebih jelas dengan kualitas lebih bagus apabila video itu direkam denna menggunakan cahaya alami atau dalam ruangan yang memiliki pencahayaan yang cukup terang.
Apabila cahaya luar yang masuk kedalam ruangan menjadi terlalu terang, maka pastikan cahaya tersebut datang dari samping kamera, bukan dari belakang objek sehingga tidak terjadi 'backlight"
3. Suara
Sering kali kita tidak sadar bahwa ada suara-suara latar belakang yang tidak diinginkan dan tiba-tiba terdengar pada saat kita mengambil video. Itu karena ada jarak antara mic camera, yang membuat suara-suara lain ikut terekam. Cara menghindarinya adalah dengan mendekatkan mic ke mulut kita. Cara mudah adalah dengan menggunakan microphone yang terpisah dari kamera.
Anda tidak perlu membeli microphone khusus, anda bisa menggunakan earphone wireless yang bisa disembunyikan, atau dengan earphone yang dengan kable pun jadi, hanya saja kabel tersebut harus cukup panjang, untuk tetap tersambung dengan kamera phone anda.
4. Still
Video yang bergetar/goyang adalah menjengkelkan untuk di tonton. Sialnya kamera dari telepon genggam sulit untuk di pegang secara steady, tanpa ada getaran/goyangan dengan posisi horizontal ('landscape').
Tapi anda bisa menggunakan tripod atau gunakan alas dan sandaran yang solid untuk menahan gerakan-gerakan yang tidak di inginkan. Atau apabila ana terpaksa harus memegang telepon genggam anda, tidak ada salahnya anda bersandar pada dingin atau mungkin sandarkan siku anda pada meja, sehingga seluruh badan atas anda tidak bergerak selama pengambilan gambar dan gunakan kedua tangan anda untuk menggenggam telepon genggam / kamera anda.
5. Framing
Sering kali kita melupakan ada apa dibelakang kita pada saat kita memotret atau merekam video, tapi itu semua terlihat pada saat kita atau orang lain menikmati video itu. Dengan kata lain, perhatikan latar belakang video anda sebelum mulai shooting, pastikan subyek gambar anda tampil jelas dibandingkan dengan latar belakangnya.
Close up dengan fokus wajah saja, tidak jadi masalah, tapi pastikan wajah itu semua terekam dalam video anda, jangan terpotong. Sering kali kita terlalu fokus denga mata dan ekspresi wajah, dan melupakan bahwa wajah itu juga termasuk kepala secara utuh.
6. Fokus
Video yang merekam setengah badan atau seluruh badan dan latar belakang yang agak sibuk, atau dengan pencahayaan yang agak gelap membuat kamera kehilangan fokus. Tap atau sentuh layer LCD dari kamera telepon genggam anda sehingga fokus kamera akan secara otomatis terkunci di titik itu dan menjadikan fokus baru.
7. Posisi kamera terhadap subyek
Sering kali kita melupakan sudut pandang /angle kamera terhadap subyek. Yang paling mudah tentunya adalah berhadap-hadapan langsung dengang kamera/subyek. Tapi tidak ada salah nya apabila aktor/artis memiliki posisi miring terhadap kamera. Tapi jangan lupa, sudut pandang itu bisa juga vertikal, yaitu pada saat kamera lebih tinggi dari pada subjek, atau lebih rendah dari subyek.
Sudut mana yang ingin anda rekam dari subjek anda?
8. Cut & Action
Ok, anda mungkin sudah mengikuti semua poin-poin di atas, saatnya shooting... Sebenarnya bagian yang tidak kalah pentingnya adalah mengeditnya, supaya rangkaian clip-clip yang dibuat itu menjadi cerita yang berarti... dan untuk itu editor membutuhkan "ruang" untuk bergerak dan melakukan transisi antara satu klip dengan klip berikutnya. Jadi tidak ada salahnya sebagai "cameraman" video klip yang di buat di shoot 5 detik sebelum mulai "action" dan cut 5 detik sesudah action silesai.
Sebenarnya masih banyak tips lain untuk membuat video kelihatan lebih professional. Saya terbuka apabila anda mempunya masukan lain, tapi mungkin delapan tips ini ada baiknya di coba di terapkan lebih dahulu. Dan jangan lupa tuliskan pendapat anda dibawah ini
Belum banyak video yang saya hasilkan, tapi apabila anda ingin melihat hasil video saya, bisa dilihat disini channel youtube saya: Nina S. Pearson
Feature image from pexels free photos