Destinations Magazine

Inspirasi Tak Tergantikan Seorang Emak (SWAP BLOG PROJECT 5)

By Hendra @tukangminggat

Well, readers, nggak kerasa, swap blog udah memasuki episode ke lima. Sebagai tuan rumah yang mumpuni dan penuh welas asih, Yusuf mengangkat tema “The Irreplaceable Inspirator” alias inspirator yang tak tergantikan. Partner swap saya kali ini adalah Emak Gaoel, ibu rumah tangga ajaib sekaligus blogger dan penulis buku best seller seperti Macaroon dan Black Book. Mari kita intip sedikit, apa yang menjadi inspirasi terbesar di hidupnya.

______________________________________________________________________________

Saya sempat bingung memilih saat SWAP Leader of November (Yusuf) melempar tema SWAP BLOG untuk bulan tersebut. By the way, iya iya . Udah tau postingan saya telat pake banget. Maap ya, Ndut. *elus-elus perut Hendra*

So, temanya bangus banget sebenernya. Tapi untuk orang yang dikit-dikit terinspirasi kayak saya begini, jadi rada susah memilih inspirasi apa yang paling nendang buat saya sampai rasanya nggak akan bisa tergantikan oleh apa pun. Akhirnya, karena bingung, saya pun harus melalui proses perenungan yang dalam selama beberapa lama. *duile* Makanya setoran saya ini rada telat sampe ke tangan Hendra. *alesyan* Tadinya saya mau nulis inspirasi yang tak bisa tergantikan bagi saya adalah … *drum roll, please* social media! Nyahahahaha! Shallow bener nih emak! Untunglah saya kemudian cukup cerdas untuk mengenali bedanya terinspirasi dengan kecanduan.

1486658_10152059171169731_1403122203_n

Hidup saya selama lebih dari 5 tahun terakhir ini memang nggak bisa lepas dari social media. Memang benar kalau saya sering terinspirasi ketika membaca status, twit atau blogpost seseorang. Tapi kan bukan berarti social medianya yang menginspirasi dong, ah! Gimana sih lo, mak *keplak jidat sendiri* *tapi pelan-pelan* Yang menginspirasi itu justru buah pikir teman-teman saya yang mereka tuangkan di akun socmed mereka, kan ya? *lah, malah nanya?*

Maka, kembalilah saya ke titik awal: siapakah penemu matahari? Apa/siapa inspirasi tak tergantikan saya? *merenung, sruput kopi, kebelet pipis, ke kamar mandi, merenung lagi, senyum-senyum sendiri* Pokoknya, supaya singkat, sambil mikirin itu saya tetap ngangon bocah di rumah.

Untuung banget, 2 bocah ini (Fadhil dan Safina) tukang nyeletuk dan polos banget. Jadi, biar pun saya lagi gundah gundala putra petir mikirin tema, saya masih bisa ngekek-ngekek sampe nangis-nangis kalau ngobrol sama mereka. Terutama kalau anak bungsu saya, Safina, yang masih berumur 5 tahun. FYI, keluarga saya emang ngendon di Bekasi, tapi saya membiasakan berkomunikasi di rumah dengan anak-anak dalam bahasa Inggris. Bukan mau sok-sokan, tapi daripada nanti pas ketemu sepupu-sepupunya mereka malah bengong karena mereka ngemeng enggres semua?

Coba simak dulu deh beberapa percakapan saya dengan mereka ini. Khusus Fadhil yang udah mulai ABG, dia mulai males ngomong bahasa Inggris karena takut dikira sombong, katanya. OK-lah, saya nggak mau maksa. Xixixixi.

1424384_10152031943789731_1028553152_n

Safina: “Mom, did you cook this?” (nunjuk nasi goreng)

Mama: “Yes. Why?”

Safina: “It’s so embarrassing, mom ….”

Mama: *keselek* “What do you mean?”

Safina: “I like it. Thank you, mom!”

Mama: (masih bingung) “So, you like it, huh? Did you mean it’s delicious?”

Safina: (senyum lebar) “Yes!”

Ya buset, ni anak bikin emaknya ngedrop banget gara-gara ketuker “embarrassing” sama “delicious” aja gitu, lho! !

Kalau ngobrol sama Fadhil beda lagi. Dia anaknya lebih cool dan suka jaim.

Mama: “Fadhil, sholat!”

Fadhil: “OK.” (tetep maen games)

Mama: “Fadhil, sholat!”

Fadhil: “Iyaaa ….” (tetep maen games)

Mama: (tanduk nongol) “FADHIL! SHOLAT!”

Fadhil: “Ya, ampun, ma! Pelan-pelan aja ngomongnya, Fadhil juga denger, kok!” (sambil ngeloyor ambil wudhu’)

Jiaaahhh! Pengen jedotin tembok ke jidat. Eh, kebalik. Tapi biar saya sering kena skak mat sama mereka, pas mereka udah tidur, saya suka nyengir-nyengir sendiri. Ujung-ujungnya saya malah jadi bersyukur, dikasih anak dua kok ngocol banget kayak gitu.

At the end of every day of my life, I’m happy. Sampai paragraph ini saya masih belum “ngeh” juga, apaan dong inspirasi tak tergantikan itu?*bengong* … lima menit kemudian …. OMG! Kenapa saya baru nyadar sekarang, ya?

My biggest inspiration of all time is my daily conversation with those two kids! Because it gives me happiness, it keeps me alive, it shows me the real form of love. And it’s entertaining at the same time! Saya langsung toyor-toyor jidat sendiri.

Dasar manusia, gajah di warung seberang jalan … eh, apaan tuh pepatah gajah sama semut itu? Ah, pokoknya itu, deh! Kita suka missed ngeliat hal-hal sederhana sebagai sebuah nikmat, sehingga pada saat kita harus mengingat-ingat nikmatNya kita suka mikir yang jauh-jauh.

Suka susah emang menghargai hal kecil yang kita dapat secara gratis setiap hari ketimbang menghargai hal besar yang datang sesekali dan nilainya (di mata kita) lebih besar. Padahal kalau hal-hal “sepele” itu tiba-tiba menghilang dari hidup kita, belum tentu kita bisa melanjutkan hidup lagi, karena mungkin justru hal itulah inspirasi tak tergantikan untuk kita yang selama ini sudah memberi kita kekuatan untuk bergerak setiap harinya.

As for me, my irreplaceable inspirations is my conversation with my kids. What’s yours?


Back to Featured Articles on Logo Paperblog

Magazines